Bagi banyak pedagang, membawa dan mengelola stok bisa sangat merepotkan. Belum lagi urusan gudang untuk menyimpan stok, mempekerjakan dan mengelola staf untuk menjalankan gudang, memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain, dan mengurus pengiriman barang ke pelanggan.
Kerumitan itu juga menjadi salah satu penyebab orang yang ingin berbisnis menjadi ciut dan mengurungkan niatnya.
Bagi Anda yang baru ingin belajar bisnis. Mungkin ada baiknya mulai belajar dengan menjadi seorang dropshipper.
Ulasan soal sistem bisnis dropship memang sudah banyak, namun bukan berarti usang. Masih banyak orang yang ingin menggali lebih dalam soal konsep dropshipping.
Apa itu bisnis dropship?
Bisnis dropship adalah model ritel yang memungkinkan pemilik bisnis untuk menjual produk kepada pelanggan mereka tanpa pernah benar-benar menyimpan atau mengirimkan barangnya sendiri.
Saat pelanggan Anda memesan, Anda cukup meneruskan pesanan itu ke supplier Anda. Mereka ah yang kemudian akan mengirimkan pesanan ke pelanggan secara langsung.
Ini berarti Anda tidak perlu khawatir mengurus stok barang dan urusan administrasi lainnya. Dengan cara ini Anda bisa memfokuskan pikiran dan waktu untuk mendatangkan leads dan pesanan baru di masa awal memulai bisnis.
Namun harap diingat, dropshipping bukanlah konsep baru. Bisnis dropship mulai dikenal luas kira-kira sejak tahun 1999 dan telah dilakukan oleh pengusaha yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia.
Bagaimana cara kerja dropshipping?
Misalkan Anda memiliki toko yang menjual sepatu. Anda membeli sepatu dari pemasok, lalu menjualnya dengan harga yang telah Anda naikkan. Datanglah seorang pelanggan melakukan pemesanan di toko Anda. Otomatis Anda harus memiliki stok produk yang ia pesan, mengemas, dan mengirimkannya sendiri ke pelanggan Anda.
Semua stok, uang, hingga proses pengirimannya memang di bawah kendali Anda, tetapi Anda harus mengeluarkan modal cukup banyak di muka untuk membeli stok produk.
Dalam model bisnis dropship, Anda tidak perlu menyediakan stok tersebut dan menyediakan tempat penyimpanannya.
Begitu pelanggan memesan, Anda cukup meneruskan pesanan itu ke pemasok Anda, dan membayar mereka untuk pesanan itu. Pemasok Anda akan mengemas dan mengirimkan pesanan langsung ke pelanggan Anda.
Secara sederhana, perbedaan bisnis dropship dengan model bisnis konvensional dapat dijelaskan sebagai berikut:
Metode bisnis konvensional
- Anda membeli bahan atau produk dari supplier dalam jumlah tertentu dan membayarnya.
- Anda menyimpan produk di tempat Anda sendiri.
- Pelanggan memesan melakukan pembayaran untuk barang yang mereka beli.
- Anda mengirimkan produk ke pelanggan.
Model bisnis dropship
- Pelanggan memesan dan membayar di tempat Anda.
- Anda meneruskan pesanan itu ke supplier beserta ongkos kirimnya
- Supplier mengirimkan produk langsung ke pelanggan.
Kelebihan bisnis dropship
Sekarang setelah Anda memiliki gambaran tentang cara kerja dropshipping, mari kita lihat beberapa kelebihannya.
1. Mulai bisnis dengan murah dan sederhana
Dengan sistem bisnis dropship, Anda tidak perlu membuat, menyimpan, atau mengirimkan produk ke pelanggan. Ini berarti Anda tidak perlu berinvestasi untuk menyediakan stok barang, gudang untuk menyimpan produk, dan staf.
Anda dapat menggunakan modal itu untuk membangun merek dan basis pelanggan Anda. Yang Anda butuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
2. Menerima pesanan dari mana saja
Model bisnis dropship memungkinkan Anda untuk menerima pesanan dari pelanggan di seluruh dunia. Karena Anda tidak memiliki pabrik atau gudang, Anda dapat menerima pesanan dan menyerahkannya kepada pemasok. Yang Anda butuhkan hanyalah komunikasi yang baik dengan pelanggan dan pemasok.
3. Mudah ditingkatkan
Meningkatkan skala bisnis jauh lebih mudah saat Anda memulainya dengan sistem dropship. Peningkatan penjualan bukan berarti meningkatkan biaya operasional, karena tugas penyimpanan dan pengiriman berada di luar tanggung jawab Anda.
Cukup pikirkan bagaimana caranya untuk menambah jumlah pesanan. Urusan berat lainnya tinggal diserahkan kepada supplier.
4. Tidak ada kelebihan atau kekurangan stok
Dengan bisnis dropship, Anda tidak perlu khawatir kelebihan atau kekurangan produk, karena Anda tidak memiliki barang yang dijual. Anda hanya membeli produk dari pemasok Anda saat ada pesanan.
Ini jauh lebih aman untuk bisnis, terutama di masa awal membangun bisnis, daripada model ritel konvensional, di mana Anda menghabiskan uang di muka untuk membeli produk dalam jumlah besar.
Ada dua risiko besar yang harus Anda hadapi saat menjalankan sistem konvensional, risiko kehabisan stok karena terlalu banyak peminat atau sebaliknya, stok yang sudah Anda beli tidak laku seperti yang Anda bayangkan.
5. Hubungan yang baik dengan pemasok
Pedagang grosir dan supplier B2B biasanya tidak banyak berinvestasi untuk penjualan ke pengguna akhir, karena mereka jarang berhubungan langsung dengan pengguna akhir. Walau sekarang banyak yang melakukannya, namun banyak yang gagal karena pemasok dan peritel memang dua dunia yang berbeda.
Sebagai pelaku bisnis dropship, Anda dapat berinvestasi untuk membangun situs web dengan antarmuka yang baik untuk pelanggan. Banyaknya pesanan yang datang akan membantu membangun hubungan baik dengan pemasok.
Hasil akhirnya, Anda mungkin akan mendapatkan produk atau layanan yang lebih baik dari mereka. Lebih jauh lagi, Anda bisa mendapat lebih banyak keistimewaan dari suppliersaat Anda ingin meningkatkan skala bisnis.
Kekurangan bisnis dropship
Di balik begitu banyak keuntungan yang sudah dituliskan di atas, bisnis dropship juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memulainya.
1. Kontrol kualitas kurang
Meskipun pembuatan dan pengiriman produk dilakukan oleh orang lain, kesalahan apa pun yang pelanggan temukan di produk atau pengirimannya akan tetap menjadi tanggung jawab Anda.
Mengalihdayakan tugas manufaktur, penyimpanan, dan pengiriman berarti mengalihdayakan sebagian besar kepuasan pelanggan Anda.
Karena Anda tidak dapat melihat atau menguji produk secara langsung sebelum dikirim, ada risiko lebih besar terhadap kualitasnya. Jika pelanggan tidak puas dengan kualitas produknya, ini akan tetap memengaruhi reputasi bisnis Anda.
Dari sini kita bisa lihat bahwa tantangan terbesar dari bisnis dropship adalah menemukan supplier yang kredibel.
2. Persaingan berat
Dengan biaya awal yang minimal dan risiko yang sangat rendah, tidak heran jika banyak orang tertarik dengan bisnis dropship. Hal ini membuat bisnis Anda sulit menonjol.
Ada banyak pesaing yang menjual produk sama dengan Anda dan mungkin dengan harga yang jauh lebih murah. Akibatnya, perang harga pun tak terhindarkan. Akhirnya, penjualan menjadi lebih kompetitif.
3. Ongkos kirim bisa lebih rumit
Dalam model ritel konvensional, Anda mengirimkan produk ke pelanggan Anda langsung dari tempat Anda. Dalam bisnis dropship, pengiriman diurus oleh pemasok Anda.
Jika Anda hanya bekerjasama dengan satu supplier, ini tidak akan menjadi masalah besar. Namun bayangkan jika Anda mengambil barang dari beberapa supplier dan mereka ada di kota yang berbeda. Ini akan menjadikan perhitungan ongkos kirim menjadi lebih rumit.
Bagaimana kalau ada pelanggan yang memesan dua atau tiga produk sekaligus dari supplier yang berbeda?
4. Masalah stok
Dengan menjual produk langsung dari pemasok, Anda bergantung pada stok barang mereka dan kemampuan mereka untuk mengelolanya. Ingat, supplier tidak hanya memenuhi pesanan Anda, tetapi juga dari dropshipper lain, sehingga stok dapat berubah secara tiba-tiba.
Anda bisa saja menerima pesanan ketika supplier kehabisan stok produk. Jika pelanggan tidak mendapatkan barangnya, mereka tidak akan menyalahkan supplier Anda, bukan?
Kalau produk yang Anda jual adalah produk yang sangat umum, mungkin Anda bisa menyiasatinya dengan mencari supplier lain. Namun bagaimana jika supplier lain juga kehabisan stok?
Tips menjalankan dropship yang sukses
1. Temukan pemasok yang tepat
Ini sangat penting untuk kesuksesan bisnis dropship Anda. Sebelum memilih pemasok, pastikan Anda sepenuhnya mengetahui layanan, harga, dan kebijakan pengiriman tiap pemasok. Jika memungkinkan, cari beberapa ulasan dari dropshipper yang sudah lebih dulu bekerjasama.
2. Pilih produk yang tepat
Menemukan produk yang tepat untuk dijual dari jutaan yang tersedia di pasar bisa menjadi keputusan yang sulit.
Anda memang bisa menjual berbagai macam produk. Namun, saat ini banyak pelanggan justru menghindari toko palugada, alias apa lu mau gue ada, karena buat mereka toko seperti ini tidak kredibel.
Ketika Anda mempersempit fokus Anda ke produk atau lini tertentu, Anda menegaskan posisi ke pelanggan tentang bisnis Anda. Lebih jauh lagi, pelanggan akan melihat Anda sebagai ahli di niche yang Anda geluti.
3. Pilih saluran penjualan
Anda juga harus memilih platform yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dropship. Ada beberapa jenis saluran penjualan, misalnya lewat situs marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli; lewat media sosial; membangun situs web Anda sendiri; atau bahkan berjualan secara langsung seperti melalui grup-grup Whatsapp.
Masing-masing saluran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Pahami produk dan pasar Anda sehingga Anda bisa memilih saluran penjualan yang paling tepat.
Siap mencoba bisnis dropship?
Jika Anda mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya, dropshipping terbukti bisa menjadi lahan Anda mencari cuan di masa mendatang.
Jika Anda memutuskan untuk memulai bisnis secara dropship, pastikan ingat semua poin di atas. memilih pemasok yang dapat dipercaya, memutuskan lini produk dengan hati-hati, dan menggunakan saluran penjualan yang tepat akan membantu bisnis dropship Anda berkembang.
Comments